Jika kamu memiliki rencana untuk mengunjungi museum di Ubud, masukanlah Museum Seni Agung Rai ke dalam daftar wisata, Museum ini termasuk salah satu wisata terkenal di Ubud, memiliki berbagai lukisan dari seniman dalam negeri maupun mancanegara.
Museum Seni Rupa ini lebih dikenal dengan nama “ARMA” yang merupakan singkatan dari Agung Rai Museum of Art. Diresmikan pada tahun 1996, 9 Juni oleh Prof. Dr. Ing Wardiman Djojonegoro. Kamu bisa melihat artitektur bangunan dan desain dari setiap ruangan yang kental akan budaya Bali.
Nama museum ini diambil dari nama seniman Bali yaitu Anak Agung Gde Rai yang sekaligus merupakan pendiri museum. Beliau sangat berjasa dalam melestarikan dan mempopulerkan karya seni Indonesia khususnya Bali. Beliau sebelumnya pernah bekerja sebagai pedagang asongan dan kemudian mendedikasikan hidupnya untuk mengembangkan dan melestarikan seni budaya Indonesia ke penjuru dunia. Sudah banyak karya seni yang dijualnya kepada orang asing atau turis dari tahun 1970-an.
Selama menjadi dealer ia juga membangun salah satu koleksi seni pribadi paling mengesankan di Indonesia. Kompleks budaya ini memajang koleksinya di dua bangunan galeri yang dibangun khusus – sorotan termasuk Potret Seorang Bangsawan Jawa dan Istri abad ke-19 yang indah oleh seniman Jawa Raden Saleh (1807–80).
Pameran termasuk lukisan klasik Kamasan dan karya gaya Batuan dari tahun 1930-an dan 1940-an dan di antara seniman yang diwakili adalah I Gusti Nyoman Lempad (1862–1978), Ida Bagus Made (1915–1999), Anak Agung Gede Sobrat (1912–1992) dan I Gusti Made Deblog (1906–1986). Karya menonjol yang dicari di galeri seni modern adalah Green Rice Paddies (1987) oleh Nasjah Djamin (1924–1999) dan Wild Orchids (1988) oleh Widaya (1923–2002). Di galeri seni tradisional, cari Drama Tari Arja (1945) karya I Ketut Kasta (l 1945), Upacara Ngaben (1994) karya I Ketut Sepi (l 1941) dan Wali ‘Ekadesa Rudra’ (2015) yang luar biasa detailnya oleh I Wayan Mardiana (l 1970). Galeri seni tradisional juga merupakan rumah bagi koleksi karya seniman ekspatriat Walter Spies (1895–1942), yang memainkan peran penting dalam pengembangan sekolah lukis Ubud.
Asyiknya mengunjungi ARMA saat anak-anak setempat berlatih menari Bali dan saat latihan gamelan. Ada juga pertunjukan tari reguler dan berbagai kursus budaya yang ditawarkan di sini.
Lokasinya sendiri, dekat dengan Monkey Forest atau Mandala Suci Wenara Wana, kamu hanya perlu menghabiskan waktu berjalan kaki sekitar 10 menit saja. Tepatnya berada di Jalan Pengosekan No. 108.
Tempat wisata Museum Seni Agung Rai mematok tarif Rp 50.000 per orang tanpa batasan umur dan status pengunjung. Tiket masuk itu sudah termasuk minuman teh atau kopi gratis sebagai teman saat menikmati pameran museum ini.